1 Januari 2015. Saat
liburan semester 3. Aku dan teman-temanku dari Sispala Alap-alap (baca:
teman-teman yang cewek kelas 11) bermaksud untuk kumpu-kumpul sambil mengisi
waktu liburan. Awalnya kami berkumpul di rumah Widya yang terletak di Desa Ngampel
Kec. Mojoroto. Aku dari pare naik angkot turun di terminal tamanan yang
kemudian dijemput oleh si tuan rumah, Widya.
Aku, Widya, Kharisma,
Ria dan Mentari memutuskan untuk pergi ke daerah Besuki, tepatnya di air terjun
irenggolo . Aku dan Risma yang pernah ke Dholo dituntut menjadi guide. Akhirnya
perjalanan dimulai
.
Dengan rute yang sama,
kami menuju ke lokasi. Jalanan penuh naik turun, juga penuh dengan pepohonan
menambah eloknya hamparan alam dari atas sini.
Karena saat itu adalah
tanggal merah libur awal tahun. Tak heran jika banyak pengunjung yang datang.
Sebelum masuk kawasan Besuki. Kami harus membayar karcis masuk sebesar Rp. 8000
. Di kawasan Besuki terdapat dua air terjun yang bagus sekali. Lokasi Air
terjun Dholo lebih jauh 5 km terhadap Air terjun Irenggolo. Kami memutuskan
untuk ke Irenggolo saja karena perjalanan dari tempat parkir menuju lokasi air
terjun irenggolo lebih dekat dan mudah dibandingkan dengan di air terjun dholo.
Air terjun Irenggolo,
memiliki ketinggian 1200 M dari permukaan laut, dan terletak kawasan Besuki,
tepatnya di gugusan lereng gunung Wilis.Aliran air yang mengalir dari
tebing-tebingnya yang setinggi 80 Meter itu membentuk undakan-undakan kecil
dengan pemandangan alam yang luar biasa indah dan ditambah dengan udara yang
dingin dan sejuk.
Sesampainya di lokasi
air terjun Irenggolo, kami melihat banyak pengunjung di setiap sudut lokasi air
terjun, yang menjadikan tak leluasa untuk mengambil gambar. Jadinya gambar yang
dihasilkan banyak penampakan :v .
Aku dan teman-teman
naik ke air terjun bagian atas . Kami melewati jalan setapak di sebelah kanan
air terjun. Hati-hati jika lewat sini karena jalannya lumayan licin.
Setelah puas kami
menuju lokasi pemadam kelaparan, waktunya kami mengisi energi. Kami masuk ke
warung dekat dengan areal parkir. Warung lesehan, yang dibagian belakangnya
dibuat terbuka untuk memberikan kesan menyatu dengan alam. Pemandangan
yang indah membuat kami betah. Harga makanan standart untuk warung di kawasan wisata seperti ini,
dengan harga dibawah Rp.10.000.
Hujan tiba-tiba turun,
kami menunggu reda sejenak. Setelah reda kami menuju peradaban kota (baca:
kembali ke pos awal) . Tapi sayangnya, di tengah jalan, hujan kembali
mengguyur. Hanya Ria dan widya yang membawa mantel, sisanya jaket praspa yang
menghangatkan :s .
Sampai di kota Kediri,
tak ada hujan yang turun. Cuaca cerah menghiasi kota Kediri. Akhirnya sampailah
aku di pemberhentian bis yang kemudian naik bis menuju Pare.
0 komentar:
Posting Komentar